Ketua Ormas BMT Kalteng, Kristianto D Tunjang: Gubernur Kalteng Harus Suku Dayak!

    Ketua Ormas BMT Kalteng, Kristianto D Tunjang: Gubernur Kalteng Harus Suku Dayak!
    Gambar : Keristanto Diun Tunjang, Ketua Ormas BMT Kalteng bersama tokoh GMTPs pendiri Provinsi Kalteng

    PALANGKA RAYA - Jelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan secara serentak di Indonesia, baik itu untuk Kabupaten/kota dan Provinsi di tahun 2024 ini. 

    Figur atau sosok dalam pemilihan serentak nantinya, merupakan faktor utama dalam meraup suara masyarakat di Pilkada. Tentunya hal ini menjadi acuan Partai Politik (Parpol) dalam mengikuti konstentasi tersebut dan sosok yang mana nantinya yang akan tampil sebagai Bakal Calon Pemimpin khususnya untuk provinsi Kalimantan Tengah.

    Salah satu Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) di Provinsi Tambun Bungai ini, Betang Mandau Talawang Kalimantan Tengah (BMT KT), menyatakan agar nantinya Kepala Daerah atau Gubernur Kalteng hasil Pilkada tahun 2024, harus lah dari suku Dayak. 

     "Sosok Gubernur Kalteng nantinya nantinya harus lah suku Dayak, bukan suku luar atau bukan suku Dayak, " kata Kristanto Diun Tunjang menyampaikan, (03/05). 

    Ini ditegaskan nya, untuk kepentingan masyarakat adat Dayak Kalteng kedepan khususnya, dalam menjaga dan mempertahankan kearifan lokal daerah, serta menjelang kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) di Panajam, Kalimantan Timur. 

    Karena menurutnya, ini sangat perlu di perhatikan bagi masyarakat Kalteng dan juga bagi pengurus Partai Politik (Parpol) di Daerah Kalteng dalam mengambil dan memilih figur yang akan dicalonkan sebagai Gubernur, Bupati serta Walikota nantinya. 

     "Kalteng adalah penyanggah Ibu Kota Negara, dan bagaimana nantinya agar daerah ini bisa maju dan sejahtera bagi masyarakatnya, " sebut Kristianto D Tunjang atau disapa Deden. 

    Menurutnya, hal ini perlu disikapi baik oleh petinggi parpol didaerah dalam hal mengambil keputusan politik tersebut. 

    Harus memperhatikan kearifan lokal dan budaya adat istiadat di daerah, agar jangan sampai adanya ketidak terpihakkan pemimpin yang bukan dari suku wilayah itu sendiri. 

     "Kalau untuk wakil Gubernur Kalteng tidak dipermasalahkan, dan juga untuk wakil Bupati dan Walikota, " kata Ketua Ormas BMT Kalteng ini menguraikan. 

    Salah satu tokoh pejuang dan saksi sejarah pembentukan Provinsi Kalteng, Ferdinan Itil Junas mendukung apa yang disampaikan oleh ketua Ormas BMT Kalteng tersebut. 

    Menurutnya itu harus ditegakkan dan di amanatkan kepada masyarakat Kalteng khususnya dan diharapkan juga kepada pihak pengurus Parpol sebagai pendoman Politik di daerah ini kedepannya. 

     "Dalam pembentukan provinsi Kalteng dulunya, para pendiri berjuang mempunyai harapan dan cita - cita yang terimplementsikan semboyan Isen Mulang, " kata Ferdinan Itil Junas. 

    Tokoh pergerakan dan perjuangan Gerakan Mandau Telawang Pancasila (GMTPs) inipun menceritakan bagaimana sejarah dahulu Provinsi Kalteng ini berdiri dan ada hingga saat ini. 

    Penuh dengan perjuangan yang dirasakan, baik itu tenaga, pikiran, waktu dan keuangan untuk bisa daerah ini bisa ada. 

    Harapannya, bagaimana masyarakat kalteng khususnya bisa mengisi semua ini dengan tetap menjaga kearifan lokal masyarakat adat Kalteng dan bagaimana Pemimpin atau Gubernur nya adalah masyarakat adat Dayak itu sendiri. 

    Karena menurutnya, kalau dipimpin oleh masyarakat adatnya maka secara bathin dan kebijakannya pasti mensejahterakan masyarakatnya secara langsung. 

     "Tidak mengesampingkan suku lain, karena seorang Gubernur adalah sebagai Panutan Masyarakat Adat Dayak secara luas, " ungkapnya. 

     "Gubernur Kalteng dianggap masyarakat Dayak  sebagai Raja, dan Lambang jatidirinya, " beber Ferdinan selaku saksi sejarah Kalteng yang masih hidup. 

    Masius D Silay, operator operator alat berat dalam pembuatan Bundaran besar Palangka Raya saat itu, menceritakan juga bagaimana dahulu para pendiri provinsi ini dengan semangat 'Isen Mulang (Pantang Mundur) dalam membangun ibukota Kalteng dari nol dan hingga saat ini. 

     "Berdirinya provinsi Kalteng ada sejarahnya, juga akan dahulu kala saat saya ikut serta membangun monumen bundaran besar Palangka Raya saat itu, " kata Masius D Silay menceritakan. 

    Sebagai generasi saat ini, tentulah jangan dilupakan sejarah dan para pendirinya. Seperti di katakan "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya dan pendirinya".

    Maka dari itu, Ketua Ormas BMT Kalteng inipun sangat berharap agar para pemimpin di Kalteng khususnya agar bisa memperhatikan tokoh - tokoh pendiri daerah ini, sebagai ucapan terima kasih atas jasa - jasanya dalam mendirikan provinsi Kalimantan Tengah. 

     "Harapannya agar para pemimpin daerah ini ada empati bagi tokoh - tokoh pendiri kalteng, baik itu perhatian yang bisa menjadikan diri mereka merasa diperhatikan, " tutup Deden. 

    palangka raya
    Indra Gunawan

    Indra Gunawan

    Artikel Sebelumnya

    Dihadiri Pimpinan Wilayah, DPD Kalteng Hadiri...

    Artikel Berikutnya

    Tidak Hadirkan Tergugat, Kuasa Hukum PT...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    BINUS Learning Community Palembang Mengadakan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan Tema "Cara Mudah Menentukan Harga Jual Produk yang Tepat!"
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Kapolri Tekankan Peran Penting Pemuda Muhammadiyah Dalam Wujudkan Indonesia Emas 

    Ikuti Kami